Cari Blog Ini

Selasa, 13 Desember 2016

Asbabun Nuzul



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

 

Agama Islam yang dianut oleh kaum muslim diseluruh dunia merupakan pedoman hidup yang menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia mempunyai satu dasar utama yang essensial yang berfungsi memberi petunjuk kejalan yang sebaik-baiknya, yakni Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an merupakan landasan hukum pertama dalam Islam, Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan hukum (Syari’at), aqidah (Keimanan) dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar-dasar tentang persoalan-persoalan tersebut.

Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing manusia kepada tujuan yang terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah SWT dan risalahnya.

Dalam mengkaji Al-Qur’an banyak memerlukan ilmu bantu dan salah satu ilmu yang paling mendasar yang harus diketahui oleh orang yang bergelut dengan kajian Al-Qur’an adalah ilmu Asbabun Nuzul. Asbabun Nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang sebab turunnya wahyu kepada Nabi baik berupa satu ayat,rangkaian ayat ataupun surah.
Asbabun Nuzul merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting dalam ulum Al-Qur’an, karena dengan mengetahui asbabun nuzul dapat  membantu memahami dan menyingkap rahasia-rahasia yang ada dalam Al-Qur’an.







B.Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian asbabun nuzul ?
2.    Apa saja macam-macam asbabun nuzul ?
3.    Apa saja redaksi asbabun nuzul ?
4.    Apa saja sumber asbabun nuzul, dan bagaimana cara mengetahuinya ?
5.    Apa fungsi ilmu asbabun nuzul dalam memahami al-qur’an ?
6.    Apa manfaat mempelajari asbabun nuzul ?

























BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Asbabun Nuzul
            Kata asbabun nuzul terdiri dari kata asbab dan an-nuzul.asbab adalah kata jamak dari kata mufrad sabab yang secara etimologis berarti sebab, alasan, illat, perantaraan, wasilah, pendorong, tali kehidupan, persahabatan,hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber, jalan.[1]
            Yang dimaksud dengan nuzul disini ialah penurunan Al-Qur’an dari Allah kepada Nabi Saw dengan perantara malaikat Jibril.[2]
            Secara terminologis ada banyak pengertian asbabun nuzul.Diantaranya adalah:
1. Manna’ Al-qaththan
ماَنُزِلَ قُرْآنٌ بِشَأْنِهِ وَقْتَ وُقُوْعِهِ كَحاَدِثَةٍ اَوْسُؤَالٍ
Artinya:
“Asbabun nuzul adalah apa yang menjadi sebab turunnya al qur’an yang menetapkan status hukumnya, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.
2. Jalaluddin As-Suyuthi
مّا نَزّلّتْ الاَيَةُ اَيﱠامَ وُقُوْعِهِ لِيَخْرُجَ مَا ذَكَرَهُ
Artinya :
“merupakan peristiwa yang terjadi ketiak turunnya ayat yang ayat tersebut menerangkannya” [3]

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa asbabun nuzul adalah faktor historis turunnya suatu ayat baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.


B. Macam-macam Asbabun Nuzul

1.Beberapa sebab untuk satu ayat
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Menurut riwayat , ada beberapa alasan turunnya ayat diatas, yaitu:
a.    Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Nabi Saw sholat Dzuhur di waktu yang sangat panas.Shalat yang seperti ini sangat berat dirasakan oleh para sahabat.Maka turunlah ayat diatas.
b.    Dalam riwayat lain dikatakan bahwa nabi sholat dzuhur di waktu yang sangat panas.Dibelaang nabi tidak lebih dari satu atau dua shaf saja yang mengikutinya.Kebanyakan diantara mereka tidur siang dan berdagang, maka turunlah ayat di atas.[4]
c.    Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Nabi Saw sholat Dzuhur di waktu yang sangat panas.Shalat yang seperti ini sangat berat dirasakan oleh para sahabat.Maka turunlah ayat diatas.
d.   Dalam riwayat lain dikatakan bahwa nabi sholat dzuhur di waktu yang sangat panas.Dibelaang nabi tidak lebih dari satu atau dua shaf saja yang mengikutinya.Kebanyakan diantara mereka tidur siang dan berdagang, maka turunlah ayat di atas.[5]

2. Beberapa ayat untuk satu sebab
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (١٠)
 Terjemahnya:
Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas
إِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيلا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (١٥)
 Terjemahnya:
Sungguh, (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (١٦)
Terjemahnya:
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.”

            Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah; Ketika kaum Quraish durhaka pada Nabi Saw, beliau berso’a agar mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf.Alhasil mereka pun kelaparan sampai-sampai mereka makan tulang.Kemudian mereka menghadap nabi dan meminta bantuan.Maka Nabi berdo’a agar diturunkan hujan.Akhirnya hujan pun turun.Namun setelah mereka memperoleh kemewahan mereka pun kembali kepada keadaan semula.[6]

C. Redaksi Asbabun Nuzul

Banyak riwayat mmengenai sebab turunya suatu ayat. Dalam keadaan demikian sikap seorang musafir kepadanya sebagai berikut :

1.    Apabila bentuk redaksi tidak tegas, seperti : “ayat ini turun mengenai urusan ini”, atau “aku mengira ayat ini turun mengenai urusan ini”, maka dalam hal ini tidak ada kontradiksi diantara riwayat-riwayat itu, sebab maksud riwayat–riwayat tersebut adalah penafsiran dan penjelasan bahwa hal itu termasuk kedalam makna ayat yang disimpulkan darinya, bukan menyebutkan sebab nuzul, kecuali bila ada qorinah atau indikasi pada salah satu riwayat bahwa maksudnya adalah penjelasan sebab nuzul.
2.    Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, misalnya “ayat ini turun mengenai urusan ini”, sedang riwayat yang lain menyebutkan sebab nuzul dengan tegas yang berbeda dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan sebab nuzul secara tegas, dan riwayat yang lain dipandang termasuk didalam hukum  ayat.
3.    Apabila riwayat itu banyak dan semuanya menegaskan sebab nuzul, sedang salah satu riwayat diantaranya itu shahih, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang shahih.
4.    Apabila riwayat-riwayat itu sama namun terdapat segi yang memperkuat salah satunya, seperti kehadiran perawi dalam kisah tersebut, atau salah satu dari riwayat-riwayat itu lebih shahih, maka riwayat yang lebih kuat itulah yang didahulukan.
5.    Apabila riwayat-riwayat riwayat tersebutn sama kuat, mak riwayat-riwayat itu dipadukan atau dikompromikan bila mungkin, hingga dinyatakan bahwa ayat tersebut turun sesudah terjadi dua buah sebab atau lebih karena jarak waktui diantara sebab-sebab itu berdekatan.
6.    Bila riwayat-rawayat itu tidak bisa dikompromikan karena jarak waktu antara sebab-sebab tersebut berjauhan, maka hal yang demikian, dipandan sebagai banyak berulangnya nuzul.

D.  Sumber dan Cara Mengetahui Asbabun Nuzul

Asbabun nuzul diketahui melalui riwayat yang disandarkan kepada Nabi tetapi tidak semua riwayat yang disandarkan kepadanya dapat dipegang. Riwayat yang dapat dipegang adalah riwayat yang memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para ahli hadis,  Secara khusus dari riwayat asbabun nuzul adalah riwayat dari orang yang terlibat dan mengalami peristiwa yang diriwayatkannya (yaitu pada saat wahyu diturunkan). Riwayat yang berasal dari para tabi’in yang tidak merujuk kepada Rasulullah SAW dan sahabatnya dianggap lemah (Dhaif); Sebab itu, seseorang tidak dapat begitu saja menerima pendapat seorang penulis atau orang seperti itu bahwa suatu diturunkan dalam keadaan tertentu. Karena itu, kita harus mempunyai pengetahuan tentang siapa yang meriwayatkan peristiwa tersebut, dan apakah ia memang sungguh-sungguh menyaksikan, dan kemudian siapa yang menyampaikannya kepada kita.



E. Fungsi Ilmu Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an

Pentingnya mempelajari dan mengetahui Asbabun Nuzul adalah untuk memahami ayat Al-Qur’an, baik dalam mengistimbath hukum atau dalam beristidlal, atau sekedar memahami maksud ayat. Tidak mungkin memahami kandungan makna suatu ayat tanpa mengetahui sebab turunnya ayat tersebut.
Al Wahidi menjelaskan: “tidaklah mungkin mengetahui tafsir ayat tanpa mengetahui dan penjelasan sebab turunnya.” Ibn Daqiqil ‘Id berpendapat, “Keternagan sebab nuzul adalah cara yang kuat (tepat) untuk mengetahui makna Al-Qur’an. Ibn Taimiyah mengatakan: “Mengetahui sebab nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena mengetahui sebab menimbulkan pengetahuan mengenai musabab (akibat).”
Contohnya dalam QS. Al-Baqoroh ayat 158 yang artinya “Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah,maka tidak ada dosa baginya untuk mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan dan Maha Mengetahui.”
Lafal ayat ini secara tekstual tidak menunjukkan bahwa sa’i itu wajib, sebab ketiadaan dosa untuk mengerjakannya itu menunjukkan “kebolehan” dan bukannya “kewajiban.” Sebagian ulama’ juga berpendapat demikian, karena berpegang pada arti tekstual ayat itu.
Dalam uraian yang lebih rinci Az-Zarqani mengemukakan urgensi sebab An-Nuzul dalam memahami Al-qur’an sebagai berikut :
1.      Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an
2.      Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan umum.
3.      Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
4.      Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun.
5.      Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.
6.      Penegasan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan manusia.
7.      Penegasan bahwa Allah benar-benar memberi pengertian penuh pada Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya.
8.      Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-Qur’an.
9.      Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat aitu harus diterapkan.
10.  Mengetahui secara jelas hikmah disyariatkannya suatu hukum.

F. Manfaat Mempelajari Asbabun Nuzul

            Adapun manfaat mempelajari asbabun nuzul ialah :
1.      Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia Allah dalam mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Quran.
2.      Membantu dalam memahami ayat.
3.      Menolak dugaan adanya pembatasan dalam ayat, yang menurut lahirnya mengandung pembatasan.
4.      Mengkhususkan hukum pada sebabnya.
5.      Mengetahui bahwa sebab turunnya ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut, meski ada hal yang mengkhususkannya.
6.      Mengetahui secara tepat orang yang menjadi sasaran turunnya ayat, sehingga tidak terjadi kesamaran.
7.      Mempermudah seseorang menghafal ayat-ayat al-Quran sekaligus memperkuat ingatan orang yang mendengarnya.
           



           



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Asbabun nuzul secara bahasa berarti sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun,asbabun nuzul dapat ditinjau dari aspek bentuk dan sebab ayat tersebut turun, asbabun nuzul sangat penting, terutama dalam memahami ayat-ayat yang menyangkut hukum. Dan tidak mungkin kita mengetahui penafsiran ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui sebab turunnya.
                                  












           






DAFTAR PUSTAKA

Chana, Liliek. Ulum Al- Qur’an. Surabaya: Kopertais IV Press, 2015.
Musyafa’ah, Suqiyah. Studi Qur’an. Surabaya: IAIN SA Press, 2011.
Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Press, 2013.



[1] Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an (jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.204.
[2] Ibid., h.203.
[3] Liliek Chana, Ulum Al-Qur’an (Surabaya: Kopertais IV Press, 2015), h.176.
[4] Suqiyah Musyafa’ah, Studi Qur’an (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), h.173.
[5] Suqiyah Musyafa’ah, Studi Qur’an (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), h.173.
[6] Ibid., h.175.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar